Boh Janeng, begitulah sebagian masyarakat Aceh menyebut nama buah yang satu ini. Janeng masuk dalam kategori umbi-umbian, memiliki nama latin Dioscorea Hispida Dennst sedangkan untuk masyarakat awam, janeng lebih dikenal dengan sebutan Ubi Iwi atau Ubi Beracun. Bentuknya tak jauh berbeda dari ubi jalar, berkulit kream cenderung kecoklatan, dagingnya juga padat berwarna putih bersih.
Jika di bandingkan dengan Ubi, Boh Janeng memiliki ukuran lebih besar dan bertekstur kasar, serta memiliki akar-akar kecil di setiap pori-porinya. Tumbuhan ini lazimnya dapat ditemui di tempat yang lembab cenderung hujan dengan skala besar, seperti di salah satu hutan di kabupaten Aceh Besar, tepatnya di desa Riting, Kecamatan Indrapuri.
Seperti yang sudah di jelaskan secara singkan sebelumnya, bentuk tumbuhan umbi jenis ini berduri, merambat dan panjangnya mencapai 5–20 meter. Arah rambatannya selalu berputar ke kiri atau melawan arah jarum jam, apabila dilihat dari atas.
Siapa duga, salah satu umbi yang tergolong langka dan sukar di temui ini bisa didapati di hutan besar milik Kampoeng Riting, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar. Boh Janeng dapat tumbuh bebas dan berkembang secara liat di hutan dan kebun milik warga. Walaupun sebagian masyarakat mengatakan ini umbi beracun, namun di Kabupaten Aceh Besar tepatnya kampoeng Riting, Boh Janeng disulap menjadi salah satu makanan yang nikmat untuk disantap. Begitu banyak kudapan yang dapat di kreasikan dengan Boh Janeng sebagai bahan dasarnya.
Di Kampoeng Riting yang terkenal sebagai sentral nya Janeng, Kudapan berdasarkan Boh Janeng bukan merupakan hal baru lagi, begitu banyak kudapan yang bisa di hasilkan, salah satunya adalah Kerabe Janeng, Kerupuk, Bubur yang di campur dengan ketan, keripik dengan beragam rasa dan berbagai bentuk olahan dan kudapan lainnya.
Pak Geuchik Kampoeng Riting, Pak Zakaria menjelaskan, Boh Janeng selain dapat di olah menjadi berbagai macam kudapan yang sedap untuk di santap, Juga memiliki khasiat tersediri di dalamnya. Dalam dunia kesehatan misalnya, Boh Janeng kaya akan manfaat di antaranya, adalah mampu mencegah rematik dan kolesterol.
Dengan berbagai keunggulan nya, tak ayal membuat Boh Janeng menjadi buah yang akan memiliki daya tarik dan saing yang besar apabila di pasarkan dengan konsisten oleh produsen di desa. Pak Zakaria menambahkan, saya juga yakin apabila Boh Janeng ini konsisten di produksi oleh masyarakat Riting, maka Konsumen akan terus berdatangan seperti sekarang.
Perlu di ketahui juga bahwa janeng ini merupakan makanan penganti nasi pada zaman dulu, di mana perang masing berlangsung. Jadi sebagai makanan penunda lapar, masyarakat kerap menggunakan Janeng Sebagai gantinya. Dalam proses pengolahannya, tidak serta merta di lakukan layaknya mengolah ubi pada umumnya.
Seperti yang telah di kemukakan sebelumnya , Boh Janeng merupakan jenis Ubi beracun, jelas proses pengolahannya akan berbeda, jauh berbeda. Apabila salah dalam proses mengolah, maka dapat menimbulkan gejala seperti mual hingga muntah, bahkan bisa membahayakan siapa saja yang menyantapnya.
Untuk membuat Boh Janeng menjadi cemilan yang lezat, Miftah selaku produsen Janeng sebagai Kudapan menjelaskan bahwa dalam mengolahnya dibutuhkan kepiawaian dan ketelitian agar terasa nikmat. Bahan campuran untuk membuat makanan ini cukup mudah di dapatkan. Beliau menambahkan, langkah pertama untuk membuat kerabe hanya menyiapkan bahan-bahan berupa buah janeng, kelapa, garam, dan gula.
Pertama Janeng dikupas dan dibersihkan. Setelah itu di potong atau di iris menjadi beberapa bagian yang memiliki ukuran sama anatara satu dengan yang lain, ini bertujuan untuk memudahkan dan memastikan seluruh racun akan hilang ketika di cuci nanti. Perlu diperhatikan, saat mencuci buah ini dengan air mengalir agar racun-racunnya tak mengendap.
Kemudian, setelah proses pemotongan di lanjutkan dengan proses perendaman Janeng dengan Garam selama 24 jam hingga esoknya Janeng sudah mengeluarkan racun dan getah, air inilah yang harus di pastikan habis terkuras. Setelah proses perendaman selesai, Janeng akan di bawa ke sungai untuk proses pencucian, perlu di catat bahwa proses ini harus di lakukan dengan air mengalir agar racun nya tidak kembali mengendap.
Proses pencucian di lakukan dari pagi hingga sore, di lakukan berulang hingga di yakini racun nya sudah hilang. Kemudian, di lanjutkan dengan proses pengeringan yang harus dilakukan di bawah sinar matahari sampai warnanya sedikit berubah. Pengeringan Janeng biasanya dilakukan minimal satu hari atau sampai Janeng di yakini sudah kering dengan sempurna.
“Setelah kering baru bisa di buat jadi Kerabe Janeng terus di campur sama ketan. Janeng kering direbus lagi hingga benar-benar matang, kayak ubi rebus,” kata Miftah, 18 November 2024.
Setelah matang, Janeng ditiriskan ke dalam wadah. Baru setelah itu dicampur dengan kelapa yang sudah diparut. Untuk menghasilkan janeng yang lezat, kelapa campurannya jangan terlalu tua atau muda. Agar krabe bisa bertahan lama, baiknya terlebih dahulu dikukus sejenak lalu berikan sedikit sentuhan garam dan gula agar lebih manis dan gurih. “Karena Janeng itu rasa aslinya tidak ada rasa dan cenderung hambar,” tambah Miftah.
Selain diolah menjadi Kerabe, Janeng juga bisa menjadi diolah lainnya seperti bubur yang dicampur dengan beras ketan dan keripik. Bagi masyarakat Riting, Produksi Janeng dapat di lakukan dengan optimal apabila masyarakat mau dan mampu menghasilkan aneka kudapan kekinian yang berbahan dasar Janeng.
Hal ini bertujuan untuk menarik perhatian pasar yang sekarang menuntut kreativitas dalam mengolah bahan lama menjadi aneka kudapan baru yang memiliki nilai saing pasar yang besar.
Oleh karenanya, kami selaku mahasiswa yang sedang melakukan Pengabdian di Gampoeng Riting, berupaya dan tentunya di dukung penuh oleh masyarakat setempat untuk melakukan gebrakan berupa inovasi dalam pemasaran Janeng yang lebih merata dan teratur.
Salah satunya adalah dengan melakukan pemasaran secara online untuk bisa menjangkau konsumen yang lebih luas tentu saja. Perlu di ketahui bahwa Janeng sudah terlupakan dan tertimbun oleh begitu banyak makanan kekinian yang semakin menjamur di kalangan masyarakat tanpa terkecuali.
Oleh karena itu, dengan melakukan pemasaran secara online, maka target grafik dapat terpenuhi targetnya. Kemudian, dengan membuat kudapan kekinian kami yakini mampu bersaing dan memiliki lonjakan grafik yang signifikan ke depannya. Tentu saja, kudapan-kudapan kekinian ini bisa menjadi penggerus titel “Makanan Jadul dan makanan orang tua” di kalangan anak muda.
Dengan demikian, kami yakin dan optimis Janeng akan lestari dan mampu bertahan hingga semua kalangan bisa merasakan janeng yang memiliki perpaduan rasa nikmat nan gurih, dan pastinya memiliki segudang manfaat yang berguna bagi kesehatan setiap kalangan.
Tertarik mencobanya, anda bisa kunjungi Gampoeng Riting, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar untuk melihat tapak tilas dan sepak terjang umbian yang memiliki sejarah saat Aceh merebut kemerdekaan.